IBX58F8B9DC28E0A

Jumat, 27 Juli 2018

Keren, Begini HRD Gunakan Teknologi Industri 4.0

 



Livingcikarang.com, Gelombang revolusi industri 4.0 melanda seluruh sendi kehidupan. Mulai dari industri keuangan, transportasi, logistik, manufaktur hingga pendidikan. Hampir semua wajah lama industri yang sudah bertahan puluhan tahun berubah. 

Revolusi industri ke-4 ini ditandai dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Blockchain, Internet of things (IoT), virtual dan augmented reality (VAR) hingga teknologi feed back dan enggagement. 

Sebagai contohb di bidang keuangan misalnya, pembayaran dengan kode batang (barcode) sudah banyak ditemui di warung-warung kecil pinggir jalan. Demikian juga denga pabrik-pabrik raksasa yang sepenuhnya dijalankan dengan otomatisasi.

Lalu bagaimana dengan lini sumber daya manusia (HRD), apakah revolusi industri mengubah wajah divisi ini. Ternyata seperti bidang lain, divisi HRD juga mengalami perubahan signifikan dari revolusi industri 4.0 ini. Apa saja? Berikut contohnya: 

1. Chatbot rekrutmen sebagai bentuk diterapkannya AI
Chatbot rekrutmen terus mengalami perubahan bentuk dan semakin disempurnakan. Pada 2018 ini semakin banyak chatbot yang dilurcurkan oleh perusahaan. Artinya teknologi ini semakin terjangkau. 

Dengan chatbot maka pelamar dapat mengeplorasi dirinya lebih luas ketika mendeskripsikan dirinya. Mesin akan menterjemahkan lebih luas dan tanpa bias kata-kata yang diketik oleh pelamar. Demikian juga dengan dengan rekruter. Teknologi AI ini akan membuat proses seleksi lebih cepat dan mengurangi waktu menunggu karena keterbatasan manusia. 

2. Validasi rekam jejak pekerja dengan teknologi Blockchain
Blockchain merupakan revolusi penyimpanan data yang murah namun sangat kuat. Sekali sebuah data ditulis dengan teknologi blockchain, maka akan sangat-sangat sulit untuk mengubahnya. 

Dengan teknologi ini, para HRD dapat membangun basis data tingkat pendidikan, skill dan kinerja calon karyawan potensial sehingga memungkinkan mereka untuk ditempatkan pada posisi yang sesuai. Demikian juga dengan data harian seperti absensi, cuti maupun basis data lainnya. 

Basis data ini juga digunakan untuk referensi pelatihan apa saja yang sudah diberikan dan dampaknya pada kinerja. Mengatur sistem pembayaran, mobilitas karyawan, termasuk pengeluaran internasional dan utang pajak. 

Teknologi yang relatif sangat kuat ini juga memungkinkan automasi dan mengurangi beban kegiatan rutin, memproses data yang berat seperti pajak administrasi dan gaji atau payroll. Meningkatkan pencegahan terhadap penipuan dan cybersecurity hingga basis kontrak yang sangat aman dengan para kontraktor. 

3. Rekrutmen jarak jauh dengan teknologi Internet of things (IoT) 

IoT pada dasarnya adalah komunikasi mesin dengan mesin dengan manusia sebagai pengawasnya agar sesuai standar. Dalam fungsi HRD, IoT ini dapat diterapkan dalam pendeteksi suara. Dengan pendeteksi gelombang suara, maka seorang kandidat dapat diperiksa apakah cukup potensial untuk mengisi posisi yang lowong. IoT juga dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan perintah suara. 


4. Perangkat yang dapat memberikan feedback dan engagement 
Dalam dunia HR, gagalnya mempertahankan tenaga kerja berbakat dan potensial adalah sebuah bencana. Mendapatkan kandidat potensial tidak mudah, demikian juga dengan merekrut baru, dibutuhkan sumberdaya yang sangat besar sebelum menjadi terampil. 

Untuk itu, HR perlu menerapkan teknologi ini untuk mengukur reaksi dari setiap tugas yang diberikan kepada individu dalam perusahaan. Hasil yang terukur akan membuat perusahaan memiliki langkah strategis yang sesuai. 

Amazon, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, telah menerapkan real-time feedback dan sejak penerapannya, perusahaan retail online raksasa tersebut melihat adanya perkembangan dari karyawan termasuk meningkatnya reputasi perusahaan di mata pencari kerja potensial. 

 5. virtual dan augmented reality
Salah satu biaya yang paling besar dalam dunia HR adalah biaya pelatihan dan peningkatan kemampuan perusahaan. Apalagi bagi sebuah perusahaan multinasional yang memiliki jaringan kantor dan distribusi sangat luas. Biaya pelatihan dan upgrading skill karyawan akan menjadi sangat-sangat mahal

Dengan virtual dan augmented reality maka biaya ini dapat dipangkas dalam jumlah besar. Teknologi ini memungkinkan pembelajaran dan pengembangan karyawan secara remote. Karyawan yang berada di tempat jauh tetap bisa mengikuti simulasi dan ilmu baru secara real time bersama dengan teman-temannya yang berada di kantor pusat.

Tentu teknologi terus berubah. Demikian juga dengan dunia usaha. Namun demikian, tugas utama Hr tidak pernah berubah mempertahankan dan mengembangkan potensi terbaik dari team yang mengelola perusahaan. 

Tidak ada komentar:
Write comments